Selasa, 29 Juli 2014
Suasana Salat Idul Fitri Dinegeri Tirai Bambu Osaka Jepang
Tahun ini pelaksanaan salat id bagi masyarakat muslim indonesia yang
tinggal diwilayah osaka dan sekitarnya dilaksanakan di sakai city industrial
promotion center osaka
jepang, Karena pihak KJRI mengundang kepada seluruh masyarakat muslim indonesia
yang tinggal diwilayah osaka dan sekitarnya untuk melaksanakan salat id secara berjamaah, ratusan masyarakat
muslim indonesia memadati gedung promotion center ini. Pelaksanaan
salat id sendiri berlangsung mulai dari pukul 09.00 hingga pukul 12.00 waktu jepang.
Khotib yang sekaligus imam pada saat pelaksanaan salat id
adalah ustaz Syamsul Bahri,Lc.Msi. melalui khutbahnya mengingatkan
kepada jamaah bahwa keberadaan kita sebagai
musafir dinegeri orang harus bisa seperti lebah yang selalu hinggap
ditempat yang baik/bersih, dan jika menyerappun maka yang dihisap adalah hal
yang baik pula. dan jangnlah kita seperti lalat yang selalu hinggap dan
menyerap hal yang jelek/buruk,karena lebah selalu memberikan manfaat atu
kebaikan. seperti itulah perumpamaan yang disamapaikan ustaz melalui khutbahnya
kepada masyarakat indonesia yang sedang bermusafir dinegeri ini.
Namun diawal khutbah ustaz menympaikan kepada seluruh
jamaah bahwa kita harus bersyukur karena
tahun ini dinegara kita indonesia tidak ada perbedaan hari pelaksanaan salat id
seperti tahun sebelumnya, kita semua sujud dan merayakan kemenangan dihari yang
sama, dan mudah-mudahan momentum ini
akan menjadi syarat/tanda bagi negara dan masyarakat indonesia untuk tetap terus bersatu.
Sebelum salat id ditutup dengan acara salam-salaman antar
seluruh jamaah, beberapa pengumuman disampaikan seperti tentang
laporan yang berkenaan tentang zakat fitrah dan zakat mal dari keluarga besar muslim indonesia (KMII) osaka. Dan diharapkan
dengan momen idul fitri seperti sekarang ini persatuan dan silaturrahmi antar
warga muslim yang ada diwilayah jepang khususnya osaka bisa terjalin dengan
baik.
Opor Ayam Lebaran Bagi Muslim Indonesia Diosaka Jepang
Opor Ayam Lebaran Bagi Muslim Indonesia Diosaka Jepang
Tanpa menu lebaran
yang satu ini serasa tidaklah lengkap jika opor
ayam belum hinggap dileher. Mungkin begitulah perumamaan opor ayam yang harus ada disetiap hari
lebaran.
bagaimana tidak,
setelah pelaksanaan salat id dan acara salam-salaman/silaturrahmi bersama
muslim indonesia lainnya selesai, pihak KJRI osaka menyediakan makanan khas
lebaran yaitu opor ayam kepada
seluruh jamaah yang ada. Tidak tanggung-tangung meskipun harus mengantri hingga
1 jam lebih mengingat jumlah jamaah yang begitu banyak tidak menyurutkan
keinginan jamaah untuk bisa mendapatkan makanan khas lebaran yang satu ini.
Menurut salah
seorang jamaah tidak masalah meskipun harus mengantri hingga 1 jam, karena bagi
saya seperti ada yang kurang jika tidak dapat memakan opor ayam dihari lebaran ungkapnya, dari pada harus pulang
keindonesia butuh waktu berjam-jam tambahnya seraya tertawa. 28/07/14.
Namun diselah
selah menunggu opor ayam untuk
kebagian, banyak warga muslim indonesia lainnya yang membawa kue lebaran dan
membagikan kepada yang lainnya.
Kehangatan kekeluargaan
semakin terlihat saat diakhiri dengan acara makan opor ayam bersama seperti
ini. Memang terdapat sesuatu rasa yang
berbeda jika opor ayam mampu hadir
dihari lebaran dengan pasangan lontong/ketupat setianya.
Suasana kegembiraan
dalam kehangatan kekeluargaan dihari kemenangan memang sangat terasa, mengingat
kehadiran warga muslim indonesia yang sangat banyak dan tanpa kehadiran jamaah pelaksanaan
salat id dan acara makan-makan seperti ini tentu tidak dapat terlaksanakan.
Minggu, 06 Juli 2014
Mengintip TaUe’ “Ritual Menanam Padi di Negara Jepang
Jepang Begitu populer dengan sebutan Negara ber teknologi canggih, namun ternyata dibalik kecanggihan teknologi
yang dimiliki terdapat ritual tradisional yang sangat menarik yang masih terselenggarakan dinegara
ini, yakni ritual menanam padi.
Menurut salah seorang warga jepang kubouchi yuuki yang menceritakan bahwa
ritual menanam padi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Ritual ini
dinamakan dengan TaUe’ (menanam
padi).) ungkapnya 06/18/14.
Maksud dari ritual ini sendiri
adalah berdoa kepada dewa agar padi yang mereka tananam diberi berkah dan tumbuh dengan subur. Ia
menambahkan Pada zaman dulu ritual
semacam ini dilakukan oleh agama budha. Namun karena warga jepang bisa menganut hingga 5 keyakinan , agama shintopun juga ikut
melaksanakan ritual smacam ini. Kemudian dalam ritual ini berdoa kepada dewa akan
dilakukan oleh seorang perempuan atau disebut dengan “miko” dan yang memimpin berlangsungnya ritual Taue’ dinamakan dengan “guji ”. tambahnya 06/18/14.
Ritual menanam padi (taue’)
dilakukan kurang lebih sekitar 2-3
jam dan pada saat pelaksanaan ritual berlangsung terdapat tarian yang dinamakan dengan “Tamai”. “Tamai” sendiri adalah tarian yang dilakukan saat
ritual menanam padi.
Proses penanaman padi dalam ritual ini dilakukan dengan sangat tradisional yakni menggunakan sapi untuk membajak sawah dan
menggunakan tangan saat menanam padi.
Dibeberapa tempat dijepang ritual
menanam padi (Taue’) sudah menjadi sebuah event/festival untuk mendatangkan wisatawan, namun lagi-lagi menurut kubouchi
yuuki mengatakan, orang jepang itu sangat suka datang melihat berbagai macam event/festival . sehingga pada musim panas tak jarang dijepang sangat banyak event/ festival yang diadakan diberbagai tempat.