Meskipun tidak keseluruhannya namun masyarakat
jepang pada umumntya dikenal dengan keperibadiannya yang memiliki jiwa
disiplin , semangat, tekun dan jujur. Hal ini tentunya belum bisa dipercaya
sepenuhnya jika kita tidak melihat dan merasakan secara langsung intraksi
social seutuhnya dengan masyarakat
setempat, tentunya bilamana kita belum
menginjakkan kaki dinegara yang
terkenal akan kecanggihan teknologinya yakni jepang.
Negara modernisasi yang lengkap dengan kecanggihan alat-alat
teknologinya sebagai penunjang kegiatan dihampir dalam setiap sudut aktivitas masyarakat
jepang akan tetapi masyarakatnya tidak
melupakan dan mengenyampingkan ajaran
ajaran dari nenek moyang dan tetap menjaga budaya leluhur khususnya dalam
berprilaku atau moralitas.
Bagi kalangan yang pernah mengunjungi negara jepang Tentu
heran dan penasaran tentang kehidupan masyarakatnya, bagaimana tidak masyarakat yang boleh memiliki agama atau
tidak, masyarakat yang bebas memiliki
lebih dari satu agama, namun prilaku masyarakatnya tentu bagaikan negara yang
dimana masyaraktanya meyakini akan tuhan dan memiliki ajaran-ajaran baik yang
menjadi pedoman dalam setiap aktivitas kehidupan bermasyarakat, karena negara
jepang tidak mengatur tentang keyakinan beragama bagi warganya hal tersebut
sudah menjadi bagian dari individu itu masing masing warga,
Masyarakat yang menjaga budaya serta ajaran leluhurnya
ditengah kemodernisasian terlihat dari
kedisiplinan masyaraktanya dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari,
tidak hanya itu kejujuran juga menjadi bagian atau viral utama yang begitu melekat dikehidupan masyarakat
jepang, hal ini tentunya tidak lepas dari didikan moral yang selalu diajarkan
secara turun temurun oleh orang tua
kepada anak-anaknya
Saat saya mengobrol dengan Kikuchisan seorang nenek
paruh baya dijepang mengatakan Terdapat
Satu pribahasa yang menjadi pegangan kuat bagi masyarakat jepang, yakni tentang bagaimana nilai kejujuran harus dijunjung
dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarkat,dan hampir seluruh masyarakat
jepang pasti tahu akan pribahasa ini, yakni “usotsuitara
dorobo no hajimari” (berbohong adalah awal dari mencuri), pribahasa ini
terdengar sederhana namun begitu melekat dalam kehidupan masyarakat jepang
dalam perakteknya dikehidupan sehari hari,tentunya dalam berprilaku jujur.
Ia menambahkan jika kamu sudah mulai berani berbohong maka
itu akan jadi awal untuk jadi pencuri.maka jangan coba coba mulai belajar
berbohong.
Contoh kecil dan nyata dalam kehidupan masyarakat jepang misalnya saat belanja di mesin
jidouhannbaiki, alat/mesin Jidouhanbaiki
ini merupakan mesin otomatis, mesin
penjual yang menjajakan beranekaragam minuman,
makanan, rokok, beras dan berbagai bentuk barang lainnya, namun tidak ditunggu
pemiliknya atau orang yang menjual
barang tersebut tidak ditempat, hanya dengan memasukkan uang koin atau uang
kertas maka minuman,makanan yang ingin kita beli akan keluar dengan sendirinya
secara otomatis,tidak ada CCTV atau kamera pengintai lainnya, mesin ini ada diseluruh
sudut keramaian pusat kota hingga pelosok desa terkecil. namun prilaku jujur
dari masyarakat tentu tidak membuat barang-barang dalam mesin tersebut hilang
dan lenyap begitu saja. inilah yang menjadi gambaran sederhana dari sikap dan prilku jujur masyarakat
jepang. tidak cukup sampai disitu masih ada banyak sikap dan prilaku
jujur,disiplin yang menjadi kebiasaan hidup warga jepang yang tentunya membuat
warga asing/pendatang melongok dan terkagum akan prilaku masyarakatnya ditengah
kemodernisaian dan kecanggihan akan teknologi negara tersebut.
jika maasyarakat jepang hanya dengan sebuah pribahasa bisa
mengaplikasikan seutuhnya dalam kehidupan sehari-hari, lantas bagaimana dengan
kita yang memiliki dan meyakini seuata keyakinan agama tertentu yang sudah pasti didalamnya terdapat begitu
banyak ajaran -ajaran baik yang bisa menjadi pedoman dan bahkan peganagan hidup
agar bisa berprilaku baik sesuai ajaran tersebut.
0 komentar :
Posting Komentar