Sabtu, 30 Januari 2016
Ngeri…..DiJepang Bisa-Bisa “Game Over” Jika Tidak Hati-Hati Menyebut Kata Yakuza
Yakuza, Siapa yang
tidak tahu dengan salah satu kelompok mafia atau gankster terbesar dunia ini, keberadaannya tentu tidak hanya ditakuti dan menghkawatirkan dinegara asalnya jepang
sebagai central dari kelompok yakuza, namun seantero dunia kerap
mengkhawatirkan akan keberadaan kelompok yakuza. Keberadaanya yang sangat
terorganisir dan rapi tentu membuat keberadaan kelompok yakuza masih hidup dan ada sampai sekarang
ini.
Dinegara kita Menyebut kata yakuza sudah menjadi hal yang
biasa bahkan terkadang menyebut kata yakuza bisa menjadi candaan,lelucon bahkan
sindiran antar teman, diucapkannya pun
tidak hanya oleh orang remaja dan dewasa
saja, namun anak-anakpun terkadang kerap menyebut kata yakuza,meskipun tidak
mengetahui arti dari yakuza itu sendiri,
tapi lain di Indonesia lain pula dinegara asal keberadaan kelompok gangster yakuza ini.
Keberadaannya yang
menghkawatirkan serta menakutkan dinegara jepang bagi warga, terdengar pada nama yakuza itu sendiri yang menjadi tabu
bahkan bisa dikatakan ngeri , sampai- sampai menyebut kata yakuza bagi kalangan
masyarakat jepang enggan untuk mengucapkannya, karena bagi masyarakat jepang kata yakuza merupakan kata
yang tabu dan tidak layak untuk di ucapkan apalagi sampai diperbincangkan
ditempat umum semisal tempat
makan,tempat perbelanjaan,stasiun dan tempat tempat ramai lainnya. Hal ini tentunya
dikarenakan masih ada anggota yakuza yang ada ditengah masyarakat yang juga
melakukan aktivitas biasa pada umumnya, sehingga hampir tidak diketahui persis ciri-cirinya, yang
dimana jika salah satu anggota dari kelompok yakuza mendengarnya maka tentulah
akan berakibat buruk bagi mereka yang melontarkan ucapan kata yakuza. Akibat
buruk yang didapat tentu yang paling sadis adalah “game over” atau nyawa menghilang.
Begitu seram dan tabu serta demi keselamatan, inilah yang
menjadi alasan warga tidak mau serta enggan menyebut dan memperbincangkan
tentang yakuza, tentunya sangat berbeda
dengan dinegara kita, bagi warga jepang jika ada orang yang bertanya warga akan
lebih baik menjawab tidak tahu atau tidak menjawab, apalagi sampai mengucapkan
kata yakuza itu kembali jika anda menanyakan tentang yakuza ,karena alasan
resiko yang akan bisa berakibat buruk maka melupakan untuk mengucap kata yakuza
adalah hal yang tepat yang warga jepang lakukan. Selain itu banyaknya anggota
yakuza yang ada disekitar masyarakat juga menjadi alasan tidak mau tahu menahu dengan kata yakuza.
Hal ini lah yang juga di utarakan nyoman salah seorang warga
Indonesia yang sudah lama tinggal menetap dijepang, menikah dengan warga jepang dan sekarang memiiki usaha rumah makan khas
Indonesia , sering kali rumah makannya saya didatangi oleh anggota yakuza yang
ingin minum dan makan disini lho,karena
disekitar sini banyak juga anggota yakuza .ucapnya,
Ia juga menambahkan bahwa kata yakuza di negara jepang sangatlah
tabu , bahkan bisa dibilang tidak ada orang yang berani ngomongin apalagi
sampai memperbincangkan tentang yakuza ditempat public atau rumah makan kayak
disini, karena jika ada anggota yakuza
yang dengar maka bisa game over.aku
juga ngeri, takut, dilengan badannya banyak tato.
Penuturan dari nyoman juga dibenarkan oleh warga jepang
sendiri tadamotosan,saat saya
menanyakan secara diam-diam. ia mengatakn bahwa dijepang menyebut kata yakuza
sangatlah berhati hati,karena jika asal ucap tanpa melihat situasi dan kondisi sekitar
maka bisa berakibat buruk bahkan game over atau mati, karena dinegara jepang
kita tidak bakalan tahu persis anggota yakuza itu sendiri kadang anggota yakuza beraktivitas biasa disekitar kita jadi harus hati-hati jika ingin
sebut kata yakuza.
Namun terkadang bagi sebagian orang luar negeri atau pendatang,baik wisatawan,pelajar ataupun yang
bekerja dinegara jepang, pasti penasaran dengan yakuza itu sendiri jika sudah
berada di negara tempat kelompok yakuza
ini berasal, terkadang karena rasa penasaran dengan yakuza tak jarang kita bisa
saja keceplosan mempertanyakan dan menyebut yakuza, tapi jangan sampai anda
menyebut tanpa melihat sekitar anda. Berada dinegara tempat terlahirnya
kelompok yakuza ini lebih baik melupakan
atau tidak tahu menahu dengan yakuza itu sendiri dari pada harus berakibat
buruk yang bisa berujung pada game over.dan
yang terbaik adalah menjaga ucapan yang bisa membuat salah satu kelompok merasa
tersinggung adalah salah satu cara agar aktivitas tetap aman dan nyaman jika
berada dinegara jepang.
Selasa, 26 Januari 2016
Wow. . .Lansia Di Jepang Gemar Mendaki Gunung
Mendengar kata mendaki gunung tentu bagi sebagian kalangan merupakan olahraga
yang terbilang cukup extreme dan pastinya melelahkan serta membutuhkan banyak
waktu dan tenaga dalam melakukannya, mengingat aktivas mendaki gunung hanya
bisa dilakukan dengan keluar rumah dan mendatangi gunung-gunung yang akan
didaki, hal ini pula yang membuat sebagian kalangan enggan melakukan aktivitas
olahraga mendaki gunung, belum lagi soal biaya yang juga bisa dikatakan cukup
meroceh kocek tambah berfikir puluhan
kali untuk melakukan olahraga
mendaki gunung.
Namun tentu beda cerita bagi sebagian kalangan yang memang
memiliki hobi mendaki ataupun bagi sebagian kalangan yang memiliki alasan
tersendiri dengan tujuan tertentu seperti untuk tujuan kesehatan.
Mendaki gunung juga sangat lekat dengan aktivitas olahraga
yang banyak digandrungi serta diminati
oleh kaum muda tentunya, tapi jika olahraga mendaki gunung banyak
diminati oleh orang tua yang sudah
kepala tiga atau lansia hal inilah yang terjadi dijepang. Tentu tidak hanya
sekedar untuk tujuan hobi semata namun
aktivitas pendakian yang dilakukan tentu memiliki tujuan salah satunya untuk
kesehatan.
Seperti penuturan
dari salah seorang pendaki warga jepang uemura yang bergabung bersama club
pendakiannya yang berjumlah sekitar 20 orang, mendaki yang dilakukan saat ini
bukan hanya untuk tujuan hobi namun lebih untuk kesehatan dan melatih kekebalan
tubuh, karena mendaki berjalan kaki yang panjang adalah olahraga yang mengasyikkan,
kita dapat hirup udara segar dari alam, serta bisa melihat keindahan dari
puncak gunung ungkapnya, kemudian diclub mendaki kami ini hanya diisi oleh
orang tua,tidak ada yang muda, kami berusia diatas 65 tahun keatas Cuma satu orang yang berumur 60 tahun
tambahnya.
Tentu penuturan dari warga benar adanya saat saya mencoba
melihat aktivitas dari orang –orang yang mendaki gunung yang memang kebanyakan dilakukan oleh orang tua, yang
tentunya berbanding terbalik dengan aktivitas kaum muda mudi yang memenuhi
pusat perbelanjaan dikota.
Dijepang sendiri selain gunung fuji ada banyak gunung
–gunung kecil lainnya yang memiliki ketinggian sekitar 600-1500 meter dari
permukaan laut sehingga aktivitas pendakian yang dilakukan oleh orang tua hanya
di bagian gunung –gunung yang tidak terlalu tinggi tentunya. mengingat
transportasi, keamanan, akses pendakian serta mendukungnya petunjuk,rute jalan
dan kemudahan lainnya dalam melakukan pendakian tak sedikit dari
warga jepang banyak yang menghabiskan akhir pekan hanya untuk sekedar mendaki gunung dengan tujuan olahraga utk
kesehatan dan tak terlepas dari orang lansia.
Selain itu pula jepang sendiri sejak tahun 2007 sudah
menempati persentase jumlah lansia
mencapai 21,0% yang diistilahkan juga dengan choukoureishakai atau jumlah
lansia yang sangat banyak, dan pada tahun 2014 sudah mencapai 26,0%,
sehingga melihat lansia sudah menjadi pemandangan yang biasa ditengah kesibukan
aktivitas kota dan kegiatan lainnya
seperti salah satunya mendaki gunung, yang pastinya semangat mereka dalam
melakukan aktivitas kegiatan untuk
tujuan kesehatan akan bisa menjadi contoh baik bagi anda yang ingin mendapatkan
tubuh sehat tanpa memandang usia.
Bukankah mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati ?
Menjaga serta mempertahankan kesehatan bagian dari
pencegahan bukan?